Bila kita ingin menyaksikan taman mawar yang komplit, rasanya tidak perlu datang ke Taman Bagatelle di Prancis atau Rose Park di Belanda. Betapa tidak? Sebab, di taman mawar Kertek, Wonosobo (kebun mawar milik Jack Eugene Craig), kita bisa menikmati dan mencium wanginya aroma lembut 200 varietas dari berbagai belahan bumi.
Menurut Jack Eugene Craig, mawar paling banyak dikoleksi dibandingkan dengan ratusan jenis tanaman lainnya. Untuk menunjukan kecintaannya pada bunga mawar (queen of flower) ini, ia tidak asal tanam saja, melainkan dengan menatanya menjadi taman asri. Adapun desain tanaman dibuat secara alamiah, tidak formal, seperti halnya di Bagatelle ataupun mungkin taman mawar di Taman Bunga Nusantara, Cianjur yang mengoleksi sekira 100 varietas.
Selain itu, ia tidak hanya menghadirkan bunga mawar. Di antara koleksi diselipkan pula dahlia, gladinol, krinum, dan salvia. Pada musim hujan mereka memamerkan keragaman bunga sehingga menjadi fokus yang unik dan menarik. Adapun tanaman lain, seperti semanggi variegete, Taiwan beauty, dan sutra bombai sebagai penutup tanah. Ekspatriat yang telah bermukim di Indonesia lebih dari 30 tahun itu juga memanfaatkan serutan kayu, dan limbah mebelnya sebagai mulsa.
Jenis Mawar
Sebenarnya ada beberapa mawar berbunga pada musim hujan. First Edition, Soldier Boy, Miss Fred Show, Earth Son Pink, Olympiad, Good Show, dan Star of the Nile masih toleran terhadap hujan. Keindahan bunga mereka bisa disaksikan pada bulan Desember – Maret ketika hujan lebat mengguyur. Pada bulan Mei – Oktober, ke-200 varietas seolah-olah sedang berlomba memamerkan kemolekan dan keindahannya masing-masing.
Setiap mawar memiliki perbedaan, baik warna, susunan bunga, ukuran bunga, tinggi tanaman, dan jumlah durinya. Dilihat dari segi warna, ada putih, putih kuning, kuning pink, oranye, dan merah. Adapun susunan bunga mulai dari satu lapis, seperti Leda dan Ellen Wilmott, dan berlapis tiga seperti Fisrt Edition dan yang 10 lapis seperti; MMG George Bruant, Dark Lady, dan Molyneux.
Apabila kita ingin melihat yang anggun, carilah Molyneux dan Pierre de Runsard. Bunganya kuning bersemburat pink, berukuran 7 cm. Petal 30 lembar tersusun melingkar dan cukup rapi. Tinggi hanya 1 m, tetapi bunganya banyak. Ia pun menebar aroma nan lembut. Si lembut Pierre de Runsard ditanam untuk menutup pergola. Bunga putih pink lembut dengan petal bersusun 5 lingkaran.
Pergola
Elemen khas tanaman mawar yaitu pergola yang dihadirkan dalam bentuk gapura dan gazebo. Tiang dibuat dari pilar bundar setinggi 3 meter yang saling berpasangan. Di atasnya dipasang besi penghubung dan diperindah modern climbers dan ramblers. Melalui besi itulah mawar merambat. Setiap tiang ditanam 2-3 mawar yang berbeda jenis. Pierre de Runsard, misalnya, merambat pada pergola pertama. Ia berpasangan dengan Aloha.
Kemudian, gazebo beratap mawar bisa menjadi tempat istirahat yang cukup mengasikan. Para pengunjung sembari duduk rileks akan bisa menghirup aroma lembut kultivar Merashell Niel, Helen Troble, dan Phyllis Bide. Mereka bisa merambat hingga 6 m.
Di taman tersebut, ia pun membuat jalan setapak yang berliku-liku. Jadi, para pengunjung tidak perlu merunduk dan menyibak cabang-cabang yang berduri. Penanaman pun berdasarkan sosok mawar sehingga membentuk gradasi. Yang berpenampilan rendah, seperti kelompok ground covers, modern shrub rose, dan polyanthas ditempatkan dekat jalan. Rata-rata tingginya hanya 45 cm. Floribundas dan hybrids rose di belakang karena tinggi. Disusul dengan modern climbers dan ramblers paling belakang sekaligus berfungsi sebagai pagar taman.
Selain mawar, ada beberapa jenis tanaman hias yang jadi koleksi Eugene. Koleksinya antara lain ratusan palem, bromelia, philodendron, anthurium, puring, hibiskus, helikonia, sukulen, dan buah langka. Berbeda dengan mawar, tanaman ini ditata bercampur di lahan 6 ha yang berada di ketinggian 1.000 m di bawah permukaan laut.
Menurut Jack Eugene Craig, mawar paling banyak dikoleksi dibandingkan dengan ratusan jenis tanaman lainnya. Untuk menunjukan kecintaannya pada bunga mawar (queen of flower) ini, ia tidak asal tanam saja, melainkan dengan menatanya menjadi taman asri. Adapun desain tanaman dibuat secara alamiah, tidak formal, seperti halnya di Bagatelle ataupun mungkin taman mawar di Taman Bunga Nusantara, Cianjur yang mengoleksi sekira 100 varietas.
Selain itu, ia tidak hanya menghadirkan bunga mawar. Di antara koleksi diselipkan pula dahlia, gladinol, krinum, dan salvia. Pada musim hujan mereka memamerkan keragaman bunga sehingga menjadi fokus yang unik dan menarik. Adapun tanaman lain, seperti semanggi variegete, Taiwan beauty, dan sutra bombai sebagai penutup tanah. Ekspatriat yang telah bermukim di Indonesia lebih dari 30 tahun itu juga memanfaatkan serutan kayu, dan limbah mebelnya sebagai mulsa.
Jenis Mawar
Sebenarnya ada beberapa mawar berbunga pada musim hujan. First Edition, Soldier Boy, Miss Fred Show, Earth Son Pink, Olympiad, Good Show, dan Star of the Nile masih toleran terhadap hujan. Keindahan bunga mereka bisa disaksikan pada bulan Desember – Maret ketika hujan lebat mengguyur. Pada bulan Mei – Oktober, ke-200 varietas seolah-olah sedang berlomba memamerkan kemolekan dan keindahannya masing-masing.
Setiap mawar memiliki perbedaan, baik warna, susunan bunga, ukuran bunga, tinggi tanaman, dan jumlah durinya. Dilihat dari segi warna, ada putih, putih kuning, kuning pink, oranye, dan merah. Adapun susunan bunga mulai dari satu lapis, seperti Leda dan Ellen Wilmott, dan berlapis tiga seperti Fisrt Edition dan yang 10 lapis seperti; MMG George Bruant, Dark Lady, dan Molyneux.
Apabila kita ingin melihat yang anggun, carilah Molyneux dan Pierre de Runsard. Bunganya kuning bersemburat pink, berukuran 7 cm. Petal 30 lembar tersusun melingkar dan cukup rapi. Tinggi hanya 1 m, tetapi bunganya banyak. Ia pun menebar aroma nan lembut. Si lembut Pierre de Runsard ditanam untuk menutup pergola. Bunga putih pink lembut dengan petal bersusun 5 lingkaran.
Pergola
Elemen khas tanaman mawar yaitu pergola yang dihadirkan dalam bentuk gapura dan gazebo. Tiang dibuat dari pilar bundar setinggi 3 meter yang saling berpasangan. Di atasnya dipasang besi penghubung dan diperindah modern climbers dan ramblers. Melalui besi itulah mawar merambat. Setiap tiang ditanam 2-3 mawar yang berbeda jenis. Pierre de Runsard, misalnya, merambat pada pergola pertama. Ia berpasangan dengan Aloha.
Kemudian, gazebo beratap mawar bisa menjadi tempat istirahat yang cukup mengasikan. Para pengunjung sembari duduk rileks akan bisa menghirup aroma lembut kultivar Merashell Niel, Helen Troble, dan Phyllis Bide. Mereka bisa merambat hingga 6 m.
Di taman tersebut, ia pun membuat jalan setapak yang berliku-liku. Jadi, para pengunjung tidak perlu merunduk dan menyibak cabang-cabang yang berduri. Penanaman pun berdasarkan sosok mawar sehingga membentuk gradasi. Yang berpenampilan rendah, seperti kelompok ground covers, modern shrub rose, dan polyanthas ditempatkan dekat jalan. Rata-rata tingginya hanya 45 cm. Floribundas dan hybrids rose di belakang karena tinggi. Disusul dengan modern climbers dan ramblers paling belakang sekaligus berfungsi sebagai pagar taman.
Selain mawar, ada beberapa jenis tanaman hias yang jadi koleksi Eugene. Koleksinya antara lain ratusan palem, bromelia, philodendron, anthurium, puring, hibiskus, helikonia, sukulen, dan buah langka. Berbeda dengan mawar, tanaman ini ditata bercampur di lahan 6 ha yang berada di ketinggian 1.000 m di bawah permukaan laut.